b. Filsafat dan ilmu pengetahuan
Apakah hubungan antara filsafat
dengan ilmu pengetahuan? Oleh Louis Kattsoff dikatakan: Bahasa yang
pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling
melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk
berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di dalam ilmu
pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang ilmuwan
mungkin penting pula bagi seorang filsuf. Pada bagian lain dikatakan:
Filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok
yang kita ajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam kodrat haruslah
mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai alam kodrat tersebut.
Filsafat
mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu pengetahuan dengan
suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode ilmu pengetahuan. Dalam
hubungan ini Harold H. Titus menerangkan: Ilmu pengetahuan mengisi
filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang
sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga
filsuf. Para filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula
menuntut minat khusus dalam beberapa ilmu sebagai berikut:
1) Historis, mula-mula filsafat identik dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filsuf identik dengan ilmuwan.
2) Objek material ilmu adalah alam dan manusia. Sedangkan objek material filsafat adalah alam, manusia dan ketuhanan.
c. Bedanya filsafat dengan ilmu-ilmu lain.
1)
Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam
kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain.
Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta
pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak
menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu
hayat membicarakan tentang hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia; ilmu bumi
membicarakan tentang kota, sungai, hasil bumi dan sebagainya.
2)
Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-akibat, tetapi
menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu vak membahas tentang
sebab dan akibat suatu peristiwa.
3)
Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana
asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu vak harus menjawab
pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya. Sebagian orang menganggap bahwa
filsafat merupakan ibu dari ilmu-ilmu vak. Alasannya ialah bahwa ilmu
vak sering menghadapi kesulitan dalam menentukan batas-batas
lingkungannya masing-masing. Misalnya batas antara ilmu alam dengan ilmu
hayat, antara sosiologi dengan antropologi. Ilmu-ilmu itu dengan
sendirinya sukar menentukan batas-batas masing-masing. Suatu instansi
yang lebih tinggi, yaitu ilmu filsafat, itulah yang mengatur dan
menyelesaikan hubungan dan perbedaan batas-batas antara ilmu-ilmu vak
tersebut.
7. Rangkuman
Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab
terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu pengetahuan
adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau
lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan memberikan
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan
sebab-sebab hal itu. Jadi berarti ada metode, ada sistem, ada satu
pandangan yang dipersatukan (memberi sintesis), dan yang dicari ialah
sebab-sebabnya.
Demikian filsafat mempunyai metode dan sistem
sendiri dalam usahanya untuk mencari hakikat dari segala sesuatu, dan
yang dicari ialah sebab-sebab yang terdalam. Ilmu-ilmu pengetahuan
dirinci menurut lapangan atau objek dan sudut pandangan. Objek dan sudut
pandangan filsafat disebut juga dalam definisinya, yaitu "segala
sesuatu". Lapangan filsafat sangat jelas; ia meliputi segala apa yang
ada. Pertanyaan-pertanyaan kita itu mengenai kesemuanya yang ada, tak
ada yang dikecualikan. Hal-hal yang tidak kentara pun (seperti jiwa
manusia, kebaikan, kebenaran, bahkan Tuhan sendiri pun) dipersoalkan.
Lapangan yang sangat luas ini nanti kita bagi-bagi ke dalam beberapa
lapangan pokok.
Sebab-sebab yang terdalam Dengan ini ditunjuk
sudut pandangan, aspek khusus, sudut khusus yang dipelajari dalam segala
sesuatu itu. Sudut pandangan (juga disebut "object formal") ini yang
membedakan berbagai ilmu pengetahuan yang mengenai objek atau lapangan
yang sama. Misalnya ilmu kedoktoran mempelajari manusia dilihat dari
sudut tubuhnya yang sakit dan harusnya disembuhkan, sosiologi
mempelajari manusia dalam sudut kemasyarakatan. Demikianlah filsafat
mempelajari dalam segala sesuatu itu ialah keterangan yang penghabisan,
yang terakhir, dan terdalam, sampai habis, sampai pada sebab yang
terakhir. Yang kita cari ialah kebijaksanaan, hakikat dari seluruh
kenyataan, intisari dan esensi dari semua yang ada. Kekuatan pikiran
manusia sendiri Dengan ini ditunjuk alat yang kita gunakan dalam usaha
kita untuk mencapai kebijaksanaan itu, yaitu pikiran kita sendiri. Ini
membedakan filsafat dari teologi (ilmu ke-Allahan) yang juga mengenai
segala sesuatu, tetapi yang berdasarkan wahyu Tuhan. Filsafat tidak
berdasarkan wahyu Tuhan, tidak meminta pertolongan dari Kitab Suci,
tetapi berdasarkan asas-asas dan dasar-dasarnya hanya dengan cara
analisis-analisis oleh pikiran kita
sendiri. Justru karena itu,
filsafat dapat merumuskan hukum-hukum yang berlaku umum, bagi setiap
orang, terserah agama mana yang dianutnya. Akan tetapi, ini pun
kelemahan filsafat: jika hanya filsafat saja yang cukup dipakai sebagai
pegangan hidup, pandangan hidup, maka ini tidak cukup, sebab banyak
pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan 100% memuaskan oleh filsafat,
sedangkan filsafat sendiri dalam usahanya mencari hakikat dari seluruh
kenyataan menunjuk kepada Tuhan sebagai sumber terakhir dan sebab
pertama. (Jadi, sebetulnya filsafat dan agama !! tidak bertentangan,
tetapi saling melengkapi).
Karena sangat luasnya lapangan
yang diselidiki dan sulit serta berbelit-belitnya soal-soal yang
dihadapi maka lapangan yang sangat luas ini dibagi-bagi ke dalam
beberapa lapangan pokok agar penyelidikan dapat dilakukan dengan
sistemis dan baik. Pembagian ini diadakan secara induksi, yaitu dengan
melihat dulu persoalan-persoalan mana yang timbul dan minta
diselesaikan.
a. Tentang pengetahuan (alat untuk mencapai 'insight' itu)
1) Logika formal (logic)
Membentangkan
hukum-hukum yang harus ditaati agar kita berpikir dengan lurus dan baik
dan dapat mencapai kebenaran. Ini akan dipelajari lebih lanjut dalam
masa akan datang.
2) Kritika atau logika material (epistemology)
Memandangkan
isi pengetahuan kita, sumber-sumbernya, proses terjadinya pengetahuan,
dan memberikan pertanggungjawaban tentang kemungkinan dan batas-batas
pengetahuan kita (soal kekeliruan, kepastian, dan sebagainya).
b. Tentang pertanyaan dan sebab-sebabnya yang terdalam
3) Metafisika (ontology/metaphysics)
Mengupas
apa ertinya "ada" itu, apa tujuannya, apa sebab-sebabnya, dan mencari
hakikat dari semua barang yang ada (hylemorphisme)
4) Theodycea atau teologia naturalis (natural theology)
Merupakan
konsekuensi terakhir dari penyelidikan filsafat, dengan menunjukkan
sebab pertama dan tujuan terakhir; mencari berdasarkan kekuatan pikiran
manusia sendiri bukti-bukti tentang adanya Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan
hubunganNya dengan dunia.
c. Tentang manusia dan dunia
5) Filsafat tentang manusia (philosophy of man)
(Juga
sering disebut antropologia metafisika atau psikologia metafisika). Ini
merupakan inti dan pangkalan dari seluruh filsafat: Orang mengetahui
tentang "ada" itu dari adanya sendiri. Maka diselidiki apa kodrat
(nature) manusia itu, bagaimana susunannya atas badan dan jiwa,
bagaimana terjadinya pengetahuan, apa kehendak bebas, apa arti dan
peranan keinderaan dan perasaan, apa arti kepribadian, dan sebagainya.
6) Kosmologia (philosophy of nature)
Mempersoalkan dunia material, susunannya, aturannya, mencari hakikat dari waktu dan tempat, gerakan, hidup, dan sebagainya.
d. Tentang kesusilaan
7) Etika atau filsafat moral (ethics)
Membentangkan
apa yang baik, apa yang buruk, apa ukuran-ukurannya, bagaimana dan
mengapa manusia terikat oleh aturan-aturan ke susilaan, bagaimana kita
dipimpin oleh suara batin, bagaimana tujuan hidup dapat kita capaui, dan
sebagainya.
8) Etika sosial
Merupakan bagian dari etika
yang sangat penting pula, taitu yang membicarakan norma-norma hidup
kemasyarakatan (keluarga, Negara internasional).
e. Lain-lain
Lapangan-lapangan
yang tersebut di atas merupakan lapangan-lapangan pokok dari filsafat.
Di samping. Di samping itu ada beberapa lapangan yang penting pula, yang
merupakan rincian legih lanjut, penerapan asa-asas
filsafat pada
lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain: asas-asas filsafat pada
lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain:
" filsafat kebudayaan (kombinasi etika dan filsafat tentang manusia).
" filsafat kesenian atau estetika, praktis
" filsafat hukum
" filsafat tentang sejarah, bahasa, ekonomi, teknik, agama, kerja dan lain-lain.
sumber:http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/filsafat-dan-ilmu-pengetahuan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar