Laman

Kamis, 23 Agustus 2012

KEADAAN NERAKA...

 








\
 “Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi Neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT). Mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT). Mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. Al-A’raaf: 179)


Neraka Jahannam adalah tempat paling dahsyat dan mengerikan yang diciptakan secara khusus oleh Allah SWT. Neraka Jahannam laksana penjara super raksasa bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat. Di alam akhirat, tempat itu kelak disediakan bagi manusia yang durhaka kepada syariat Allah SWT, mengingkari Rasulullah SAW, senang bermaksiat, gemar melakukan dosa, dan orang yang bersikap sombong. Mereka mengakui bahwa ketika di dunia tidak mau mendengar dan tidak berpikir. Padahal, pendengaran dan berpikir ialah landasan ilmu, dan dengan keduanya ilmu bisa didapatkan.

Para ulama terkemuka mensinyalir, letak tempat yang menjadi lambang kehinaan dan kerugian terbesar tiada taranya itu berada di dasar bumi yang ketujuh. Untuk mengetahui luas dan besarnya, berikut ini keterangan dari sebuah hadis Qudsi. Hadis Qudsi ialah hadis yang disampaikan Rasulullah SAW, namun materi atau isinya berasal langsung dari Allah SWT. Neraka Jahannam mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat memiliki 70.000 daerah. Setiap daerah meliputi 70.000 kampung. Setiap kampung mencakup 70.000 rumah.

Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik memiliki 70.000 kotak. Setiap kotak meliputi 70.000 batang pokok zarqum. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Di bawah setiap pokok zarqum juga mempunyai 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.

Luas dan besar Neraka Jahannam juga bisa diukur dari besarnya tubuh para penghuninya yang seketika berubah drastis. Gigi geraham penghuninya sebesar Gunung Uhud. Jarak antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari. Tempat duduknya sejauh Kota Mekkah dan Madinah. Bahkan, seandainya seorang penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan sebuah perahu berlayar di atasnya. Allah SWT pun sudah menggambarkan keadaannya, sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al-Quran.

Tujuh Pintu yang Berbeda


Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Tiap-tiap pintu telah ditetapkan bagi golongan yang akan memasuki dan menghuninya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)

Ketika Malaikat Jibril turun membawa ayat tersebut, Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Malaikat Jibril menjawab, wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu. Jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun. Setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain. Semua pintunya berdiri kokoh dan akan selalu tertutup rapat, sebelum dimasuki oleh para penghuninya. Malaikat Jibril menyebut ketujuh pintu yang dimaksud.

 Pintu pertama bernama Neraka Hawiyah bagi kaum munafik dan kafir. Pintu kedua dikenal Neraka Jahim bagi kaum musyrik yang menyekutukan Allah SWT. Pintu ketiga disebut Neraka Saqar untuk kaum Sabian (penyembah api). Pintu keempat dinamakan Neraka Ladza bagi setan dan para pengikutnya serta penyembah api. Pintu kelima bernama Neraka Huthamah bagi kaum nasrani dan Yahudi. Pintu keenam disebut Neraka Sa’ir bagi kaum kafir.

Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Malaikat Jibril terdiam. Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan pintu yang ketujuh. Malaikat Jibril menjawab, pintu ini untuk umatmu yang angkuh, yang mati tanpa menyesali dosa-dosanya dan belum mau bertaubat. Namanya pintu Neraka Jahannam. Rasulullah SAW lalu mengangkat kepalanya. Beliau begitu sedih sampai jatuh pingsan. Ketika siuman, beliau berkata, wahai Jibril, sesungguhnya kedatangan engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk neraka? Malaikat Jibril tidak menjawab. Rasulullah SAW kemudian mulai menangis.

Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW tidak mau berbicara dengan siapapun selama beberapa hari. Rupanya beliau sangat sedih. Ketika melaksanakan shalat, beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat mendadak ikut menangis. Mereka memberanikan diri bertanya, mengapa engkau begitu berduka, ya Rasulullah? Namun, Rasulullah SAW tidak menjawabnya, walau sepatah kata pun.

Saat itu, Ali bin Abi Thalib sedang pergi melaksanakan satu misi. Maka, para sahabat ramai-ramai pergi menghadap Fatimah Az-Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW. Mereka mendatangi rumahnya. Ketika itu Fatimah sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah SAW). Setelah mendengar semua itu, Fatimah segera bangkit. Ia lalu mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma.

Seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Salman Al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Fatimah. Spontan ia berkata, sungguh kasihan Fatimah. Putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas. Sementara putri Rasulullah SAW ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai. Fatimah mendengar sendiri ucapan Salman tersebut, namun tidak ditanggapinya dan tidak merasa tersinggung. Fatimah terus melangkahkan kakinya.

Ketika sampai di hadapan Sang Ayah, Fatimah melihat keadaannya begitu menyedihkan. Keadaan para sahabatnya juga tidak berbeda. Fatimah berkata, wahai Ayahanda, Salman Al-Farisi terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan. Aku bersumpah, demi Tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi. Sejak lima tahun lalu, kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah. Pada waktu siang, kami memberi makan unta-unta. Pada waktu malam, kami beristirahat. Anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Rasulullah SAW kemudian berpaling ke arah Salman dan bertanya, apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?

Fatimah melihat wajah Sang Ayah menjadi pucat. Pipinya terlihat cekung. Kedua matanya sembab, akibat tangisan yang tidak terhenti. Sampai-sampai diketahui, tempat Rasulullah SAW duduk telah menjadi basah dengan banyaknya air mata yang mengalir. Fatimah berkata kepada Ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, mengapa Ayahanda menangis?

Rasulullah SAW menjawab, ya Fatimah, mengapa aku tidak boleh menangis? Sesungguhnya Malaikat Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu. Pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah, ada tujuh puluh ribu peti mati dari api. Setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab.

Setelah mendengar semua ini, Fatimah berseru, sesungguhnya orang yang dimasukkan ke dalam api ini pasti menemui ajal!. Setelah mengatakan ini, Fatimah pingsan. Ketika sadar, Fatimah berkata, wahai yang terbaik dari segala makhluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu? Rasulullah SAW menjawab, umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara shalat. Azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainnya.

Begitu mengetahui hal tersebut, setiap sahabat Rasulullah SAW selalu menangis. Mereka meratap, derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit. Sementara sebagian sahabat lagi menangis seraya berkata lirih, seandainya ibu kami tidak melahirkan kami, maka kami tidak akan mendengar tentang azab ini. Sahabat bernama Ammar bin Yasir berkata, andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (pada hari kiamat) untuk dihisab.

Sahabat bernama Bilal bin Rabah yang tidak hadir pada kesempatan itu, hari berikutnya datang kepada Salman Al-Farisi. Ia bertanya sebab-sebab duka cita itu. Salman menjawab, celakalah engkau dan aku. Sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini. Kita akan diberi makanan dengan pohon zaqqum (pohon beracun di neraka). Saat itu, Bilal tak mampu lagi berkata apapun. Ia benar-benar terdiam. Hanya air matanya yang mengalir di kedua pipinya. Seakan-akan lidahnya kelu.

Pemandangan Neraka Jahannam


Di dalam Neraka Jahannam terdapat pemandangan-pemandangan aneh, yang belum pernah terjadi ditempat manapun. Pertama, sebuah gunung api bernama Shu’uda. Allah SWT memerintahkan orang-orang kafir untuk mendakinya. Mereka menuruti perintah Allah SWT, tanpa berani membantah-Nya. Tetapi, setiap kali mereka meletakkan tangannya di atas gunung itu, maka tangannya langsung meleleh. Ketika diangkat, tangannya kembali utuh seperti semula. Mereka akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya. Untuk menuruninya, mereka juga butuh waktu selama 70 tahun.

Kedua, lembah Al-Ghayy di dasar Jahannam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka. Lembah ini disediakan bagi orang-orang yang meremehkan shalat lima waktu dan mengikuti nafsu syahwatnya. Ketiga, lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking. Lembah ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa lain tanpa hak. Keempat, lembah Maubiqa yang sepenuhnya berisi nanah. Allah SWT menyiapkannya untuk orang-orang yang menyembah berhala.

Kelima, sebuah rumah bernama Al-Falaq. Jika pintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak mampu menahan panasnya. Keenam, penjara Bulas, dimana orang-orang yang menyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil berbentuk manusia. Mereka diselimuti kobaran api dan terbenam dalam keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka.

Selain pemandangan menjijikan di atas, Neraka Jahannam memiliki belenggu. Pertama, Al-Aghlal, yaitu belenggu dari besi membara yang dipasang di leher penduduk neraka. Kedua, Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat, sehingga membuat seseorang tak berdaya sama sekali. Ketiga, As-Salasil, yaitu rantai besi yang panjangnya 70 hasta. Sementara cambuk Neraka Jahannam terbuat dari besi-besi panas.

Seluruh tempat tersebut dijaga oleh para malaikat yang memiliki karakter keras dan kasar. Mereka tidak bisa diajak kompromi, apalagi disuap atau diberi uang. Sosok mereka tegak berdiri menjaga api yang terus menyala-nyala. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka sangat patuh kepada Allah SWT, dan tidak mungkin membangkang-Nya.

Surat At-Tahrim ayat 6 sudah mengingatkan: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Jumlah malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk menjaga setiap neraka kurang lebih sebanyak sembilan belas. Surat Al-Muddatstsir ayat 26 sampai 30 menggambarkannya demikian: “Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”

Apakah penduduk Neraka Jahannam tidak makan dan minum? Ternyata mereka tetap membutuhkan makan dan minum. Hanya saja, Allah SWT menyediakannya dalam rupa-rupa yang menyeramkan. Pertama, pohon Zaqqum. Mayangnya seperti kepala setan. Tumbuh di bawah dasar neraka. Setiap orang yang memakannya, maka ususnya akan terburai. Kedua, pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras. Ia tidak dapat menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. Ia justru menyumbat tenggorokan. Dengan kata lain, ia tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut.

Ketiga, Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang keluar dari tubuh penduduk neraka. Keempat, Al-Hamim, yaitu air sangat panas yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya dibengkokkan. Kelima, Al-Ghassaq, yakni air sangat dingin yang berupa nanah kental. Jika setetesnya ditumpahkan di Barat bumi, niscaya penduduk sebelah Timur akan mencium baunya yang sangat busuk.

Keenam, Ash-Shadid, yaitu air nanah bercampur darah. Ini akan membuat wajah peminumnya hangus. Sekaligus membuat seluruh kulit kepala dan rambut mereka mengelupas. Meski begitu, para penduduk neraka tetap memakan dan meminumnya. Sebab, tidak ada pilihan makanan dan minuman lainnya. Sedang pakaian mereka berupa Qathiran atau tembaga yang dilebur api. Perhiasannya besi panas yang melengkung. Adapun tikar dan selimutnya berbentuk potongan-potongan api (Mihad dan Ghawasy). Masing-masing bentuk maupun ukurannya hanya Allah SWT yang tahu.

Manusia dan batu berhala yang dahulu disembah orang-orang musyrik menjadi bahan bakar Neraka Jahannam. Satu waktu Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang mengenai kadar hawa dan suhu panasnya. Rasulullah SAW menjawab, “Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan Bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api Neraka Jahannam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Api Neraka Jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR Tirmidzi) Sahabat Umar bin Khaththab mengatakan, seandainya Neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah Timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian Barat, pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya.

Di antara penyebab hawa dan panas Neraka Jahannam sedemikian memuncak karena tidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi manusia; air, angin dan naungan untuk berteduh. Air di Neraka Jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak). Anginnya berupa samum (angin yang rasanya amat panas). Sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang juga membawa panas).

Di Neraka Jahannam terdapat pula sumur dan jurang. Kedalamannya sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW. Seorang sahabat bernama Abu Hurairah bercerita, pada suatu hari kami bersama Rasulullah SAW. Lantas kami mendengar suara benda jatuh. Rasulullah SAW bertanya, tahukah kalian, suara apakah itu? Kami menjawab, Allah SWT dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda, itu adalah suara batu yang dikirim dari Neraka Jahannam sejak 70 tahun yang lalu. Sekarang baru sampai ke dasar neraka.

Beraneka Siksa


Untuk siapakah semua itu diciptakan? Ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW sudah menegaskan, para penduduk neraka kelak terdiri dari berbagai golongan. Berikut ini di antara daftar calon penghuninya; orang yang musyrik, kafir, munafik, sombong, pemimpin zalim, koruptor, pezina, homoseks, peminum khamer (minuman keras), pemakai ganja dan narkotika, pemakan riba, pemain judi dan pemakan uangnya, serta pemakan harta anak yatim, tanpa alasan yang benar.

Selain itu, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang yang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin yang tertindas maupun diperangi. Orang yang meninggalkan shalat wajib, tidak mau membayar zakat, tidak mau berpuasa wajib, para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiat terjadi di hadapannya), dan anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, termasuk penghuni Neraka Jahannam.

Hukuman atau siksaan yang ditimpakan kepada mereka, tentu masing-masing kadarnya tidaklah sama. Semuanya tergantung dari kesalahan dan besarnya dosa ketika diperbuat selama hidup, setelah terlebih dahulu ditimbang pada hari penghitungan (hisab). Namun, menurut Rasulullah SAW, seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah (sepasang sandal) yang talinya terbuat dari bara api neraka, sehingga menyebabkan otaknya mendidih. Dia mengira tiada seorang pun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu. Padahal, dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Al-Quran mengurai berbagai siksaan berat yang terjadi di Neraka Jahannam. Beraneka siksaan ini tentu menunjukkan tingkat kesalahan yang berbeda-beda di antara para penduduk neraka, selain memperlihatkan kekuasaan Allah SWT. Pertama, kepala mereka akan disiram air panas, sehingga melelehkan otak mereka. Begitu pula isi perut dan kulit mereka, sebagaimana disinggung Surat Al-Hajj ayat 19-21:

“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai Rabb (Tuhan) mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.”

Kedua, wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga dibolak-balik seperti daging bakar. Keterangan ini disebutkan jelas oleh Surat Al-Ahzab ayat 66: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan ke dalam neraka. Mereka berkata, alangkah baiknya andaikata kami taat kepada Allah SWT dan taat [pula] pada rasul.”

Ketiga, wajah mereka akan dihitamkan seperti tertutup kepingan malam yang gelap gulita. Surat Yunus ayat 27 menuturkan: “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang perlindungan pun dari (azab) Allah SWT. Seakan-akan muka mereka ditutup dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

Keempat, mereka dikepung api dari segala penjuru, sebagaimana dikemukakan Surat Al-Kahfi ayat 29: “Sesungguhnya telah Kami sediakan bagi orang-orang yang zalim itu neraka yang gejolak apinya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk, dan tempat istirahat yang paling jelek.” Surat Al-Ankabut ayat 55 dan Surat Az-Zumar ayat 16 juga menyinggung hal yang tidak berbeda.

Kelima, api membakar hati, sehingga dari hati mereka keluar api. Isi perutnya akan terburai dan terpencar. Siksaan ini bagi penyembah berhala. Bagi orang yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi, ia akan mendapat siksa terjun dari atas neraka. Surat Ali Imran ayat 193 menegaskan: “Ya Tuhanku, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sesungguhnya telah Engkau hinakan ia. Dan tidak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun.”

Perlu diketahui, penduduk neraka selamanya tidak pernah mati. Siksaan pedihnya pun tidak pernah berhenti walau sedetik, kecuali ada kebijakan khusus dari Allah SWT. Akibat hukuman yang terus-menerus, wajah mereka cacat dan terbakar. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah SWT akan mengganti kulit yang baru. Begitulah seterusnya. Penduduk neraka juga akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari sekujur tubuhnya.

Gema Neraka Jahannam


Suara Neraka Jahannam sangat mengerikan dan menggelegak. Kitab Bidayatul Hidayah menulis, gema nyala apinya dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Siapapun yang mendengarnya akan dibuat merinding, termasuk para malaikat yang bertugas di dalamnya, meski mereka telah mendapat perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak para penghuninya merintih, menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras.

Para penghuni neraka akan menangis sampai air matanya habis. Sehingga, yang keluar dari matanya berupa darah, bukan air mata lagi. Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia.” (HR Ibnu Majah)

Mereka sangat memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka. Mereka benar-benar sudah tidak tahan. Rasa putus asa, bahkan frustasi sudah mencapai puncaknya. Mereka berjanji akan beramal shalih, jika dikembalikan ke alam dunia. Namun, harapan mereka kosong, jelas tak berarti. Doanya pun sia-sia. Keinginannya sebatas di lidah. Para malaikat penjaga berkata, sesungguhnya kalian akan tetap berada di neraka ini.

Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah SWT telah berikan kepada penduduk surga. Penghuni surga mendapatkan bonus besar berupa makanan, minuman dan fasilitias lainnya yang sangat mewah, nikmat dan lezat. Semuanya gratis, tidak perlu beli. Para penghuni neraka merengek-rengek. Mereka berkhayal, sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan sedikit saja makanan dan minumannya kepada mereka, alangkah senangnya mereka.

Sebetulnya di antara penduduk surga ada yang melihatnya dan merasa iba, hingga hampir-hampir memberikan barang-barang miliknya. Namun, Allah SWT segera mengharamkan makanan dan minuman itu bagi penduduk neraka. Surat Al-A’raf ayat 44 mengabadikan suasana tersebut:

“Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Rabb janjikan kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb kamu menjanjikannya (kepadamu)”. Mereka (penduduk neraka) menjawab: “Betul”. Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: “Kutukan Allah SWT ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”.

Penjelasan tersebut disambung dengan makna Surat Al-A’raf ayat 50: “Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah SWT kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan keduanya di atas orang-orang kafir.” Demikianlah keadaan proses penyiksaan manusia di Neraka Jahannam yang luar biasa mengerikan. Tidak ada seorang pun yang bisa membantu maupun menolongnya, kecuali atas izin-Nya.

Air Mata Pemadam Api Neraka


Pada waktunya Allah SWT akan memberikan perintah kepada para malaikat untuk mengeluarkan para penghuni neraka yang patut mendapat rahmat-Nya. Mereka adalah orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selama hidup di dunia. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah SWT.

Para malaikat segera mengenali mereka melalui tanda bekas sujud yang ada pada keningnya. Hanya bekas sujudlah bagian tubuh manusia yang tidak akan hangus dibakar api neraka. Sebab, Allah SWT telah berjanji mengharamkan api neraka untuk tidak membakar dan menghanguskannya.

Para malaikat segera mengeluarkan mereka dalam keadaan yang sudah hangus. Tubuh mereka lalu disiram air kehidupan atau air pemulihan. Akhirnya mereka tumbuh dan pulih kembali seperti sediakala, laksana tumbuhnya biji-bijian setelah terjadi banjir besar, dimana mereka tumbuh dalam keadaan masih muda dan besar. Allah SWT selanjutnya memasukan mereka ke surga, setelah melewati proses pengadilan yang sangat ketat dan menegangkan.

Para nabi dan rasul memang sudah dijamin oleh Allah SWT langsung masuk surga, tanpa mampir dulu di neraka. Para sahabat nabi, tabi’in, tabi’it tabi’in, ulama, dan orang shalih, sayangnya belum tentu nasib mereka sama seperti nabi dan rasul. Apalagi umat Islam secara keseluruhan. Sebab, semua itu rahasia dan hak mutlak Allah SWT. Tetapi, setiap umat Islam sebetulnya bisa seperti para nabi dan rasul. Syaratnya cuma satu, yakni meninggal dunia dalam keadaan tidak punya dosa apapun. Kalau pun hanya membawa dosa sedikit, maka harus bisa ditutupi dengan amalan pahala yang sangat banyak.

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT, sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya. Dalam kitab Daqa’iqul Akhbar diceritakan, kelak akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat. Timbangan kejahatannya sangatlah berat. Ia telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Tiba-tiba salah satu rambut matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW telah bersabda, siapa yang menangis lantaran takut kepada Allah SWT, maka Allah SWT mengharamkan matanya itu ke neraka. Sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu.”

Allah SWT lantas memutar kembali jejak rekam kehidupan orang itu. Singkat cerita, akhirnya Allah SWT bersedia mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka berkat sehelai rambut yang pernah menangis sebab benar-benar takut kepada Allah SWT. Malaikat Jibril kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengumumkan bahwa telah selamat dari siksa neraka seorang Fulan bin Fulan sebab sehelai rambutnya.

Untuk itu, Rasulullah SAW dan para ulama mengajarkan, sikap atau posisi kita yang terbaik saat ini haruslah berada antara dua perasaan, yaitu khauf (takut) dan raja’ (harapan). Maksudnya, takut atas ancaman masuk neraka karena banyak dosa. Sementara harapan akan mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT. Keseimbangan di antara keduanya akan melahirkan iman yang kuat dan rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT.

Sebaliknya, jika hanya takut saja, nanti akan menjadikan kita selalu berputus asa. Bila hanya harapan saja, bisa-bisa kecewa di akhirat dan di dunia ini tidak pernah takut dosa. Bagaimanapun, geliat kehidupan kita di dunia ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kisah dan gambaran tersebut membuat kita dan keluarga sadar serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kelak kita semua dibebaskan oleh Allah SWT dari azab Neraka Jahannam, amin. Wallahu a’lam bis showab.



“Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi Neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT). Mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT). Mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. Al-A’raaf: 179)


Neraka Jahannam adalah tempat paling dahsyat dan mengerikan yang diciptakan secara khusus oleh Allah SWT. Neraka Jahannam laksana penjara super raksasa bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat. Di alam akhirat, tempat itu kelak disediakan bagi manusia yang durhaka kepada syariat Allah SWT, mengingkari Rasulullah SAW, senang bermaksiat, gemar melakukan dosa, dan orang yang bersikap sombong. Mereka mengakui bahwa ketika di dunia tidak mau mendengar dan tidak berpikir. Padahal, pendengaran dan berpikir ialah landasan ilmu, dan dengan keduanya ilmu bisa didapatkan.

Para ulama terkemuka mensinyalir, letak tempat yang menjadi lambang kehinaan dan kerugian terbesar tiada taranya itu berada di dasar bumi yang ketujuh. Untuk mengetahui luas dan besarnya, berikut ini keterangan dari sebuah hadis Qudsi. Hadis Qudsi ialah hadis yang disampaikan Rasulullah SAW, namun materi atau isinya berasal langsung dari Allah SWT. Neraka Jahannam mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat memiliki 70.000 daerah. Setiap daerah meliputi 70.000 kampung. Setiap kampung mencakup 70.000 rumah.

Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik memiliki 70.000 kotak. Setiap kotak meliputi 70.000 batang pokok zarqum. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Di bawah setiap pokok zarqum juga mempunyai 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.

Luas dan besar Neraka Jahannam juga bisa diukur dari besarnya tubuh para penghuninya yang seketika berubah drastis. Gigi geraham penghuninya sebesar Gunung Uhud. Jarak antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari. Tempat duduknya sejauh Kota Mekkah dan Madinah. Bahkan, seandainya seorang penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan sebuah perahu berlayar di atasnya. Allah SWT pun sudah menggambarkan keadaannya, sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al-Quran.

Tujuh Pintu yang Berbeda


Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Tiap-tiap pintu telah ditetapkan bagi golongan yang akan memasuki dan menghuninya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)

Ketika Malaikat Jibril turun membawa ayat tersebut, Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Malaikat Jibril menjawab, wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu. Jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun. Setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain. Semua pintunya berdiri kokoh dan akan selalu tertutup rapat, sebelum dimasuki oleh para penghuninya. Malaikat Jibril menyebut ketujuh pintu yang dimaksud.

 Pintu pertama bernama Neraka Hawiyah bagi kaum munafik dan kafir. Pintu kedua dikenal Neraka Jahim bagi kaum musyrik yang menyekutukan Allah SWT. Pintu ketiga disebut Neraka Saqar untuk kaum Sabian (penyembah api). Pintu keempat dinamakan Neraka Ladza bagi setan dan para pengikutnya serta penyembah api. Pintu kelima bernama Neraka Huthamah bagi kaum nasrani dan Yahudi. Pintu keenam disebut Neraka Sa’ir bagi kaum kafir.

Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Malaikat Jibril terdiam. Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan pintu yang ketujuh. Malaikat Jibril menjawab, pintu ini untuk umatmu yang angkuh, yang mati tanpa menyesali dosa-dosanya dan belum mau bertaubat. Namanya pintu Neraka Jahannam. Rasulullah SAW lalu mengangkat kepalanya. Beliau begitu sedih sampai jatuh pingsan. Ketika siuman, beliau berkata, wahai Jibril, sesungguhnya kedatangan engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk neraka? Malaikat Jibril tidak menjawab. Rasulullah SAW kemudian mulai menangis.

Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW tidak mau berbicara dengan siapapun selama beberapa hari. Rupanya beliau sangat sedih. Ketika melaksanakan shalat, beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat mendadak ikut menangis. Mereka memberanikan diri bertanya, mengapa engkau begitu berduka, ya Rasulullah? Namun, Rasulullah SAW tidak menjawabnya, walau sepatah kata pun.

Saat itu, Ali bin Abi Thalib sedang pergi melaksanakan satu misi. Maka, para sahabat ramai-ramai pergi menghadap Fatimah Az-Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW. Mereka mendatangi rumahnya. Ketika itu Fatimah sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah SAW). Setelah mendengar semua itu, Fatimah segera bangkit. Ia lalu mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma.

Seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Salman Al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Fatimah. Spontan ia berkata, sungguh kasihan Fatimah. Putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas. Sementara putri Rasulullah SAW ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai. Fatimah mendengar sendiri ucapan Salman tersebut, namun tidak ditanggapinya dan tidak merasa tersinggung. Fatimah terus melangkahkan kakinya.

Ketika sampai di hadapan Sang Ayah, Fatimah melihat keadaannya begitu menyedihkan. Keadaan para sahabatnya juga tidak berbeda. Fatimah berkata, wahai Ayahanda, Salman Al-Farisi terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan. Aku bersumpah, demi Tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi. Sejak lima tahun lalu, kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah. Pada waktu siang, kami memberi makan unta-unta. Pada waktu malam, kami beristirahat. Anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Rasulullah SAW kemudian berpaling ke arah Salman dan bertanya, apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?

Fatimah melihat wajah Sang Ayah menjadi pucat. Pipinya terlihat cekung. Kedua matanya sembab, akibat tangisan yang tidak terhenti. Sampai-sampai diketahui, tempat Rasulullah SAW duduk telah menjadi basah dengan banyaknya air mata yang mengalir. Fatimah berkata kepada Ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, mengapa Ayahanda menangis?

Rasulullah SAW menjawab, ya Fatimah, mengapa aku tidak boleh menangis? Sesungguhnya Malaikat Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu. Pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah, ada tujuh puluh ribu peti mati dari api. Setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab.

Setelah mendengar semua ini, Fatimah berseru, sesungguhnya orang yang dimasukkan ke dalam api ini pasti menemui ajal!. Setelah mengatakan ini, Fatimah pingsan. Ketika sadar, Fatimah berkata, wahai yang terbaik dari segala makhluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu? Rasulullah SAW menjawab, umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara shalat. Azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainnya.

Begitu mengetahui hal tersebut, setiap sahabat Rasulullah SAW selalu menangis. Mereka meratap, derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit. Sementara sebagian sahabat lagi menangis seraya berkata lirih, seandainya ibu kami tidak melahirkan kami, maka kami tidak akan mendengar tentang azab ini. Sahabat bernama Ammar bin Yasir berkata, andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (pada hari kiamat) untuk dihisab.

Sahabat bernama Bilal bin Rabah yang tidak hadir pada kesempatan itu, hari berikutnya datang kepada Salman Al-Farisi. Ia bertanya sebab-sebab duka cita itu. Salman menjawab, celakalah engkau dan aku. Sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini. Kita akan diberi makanan dengan pohon zaqqum (pohon beracun di neraka). Saat itu, Bilal tak mampu lagi berkata apapun. Ia benar-benar terdiam. Hanya air matanya yang mengalir di kedua pipinya. Seakan-akan lidahnya kelu.

Pemandangan Neraka Jahannam


Di dalam Neraka Jahannam terdapat pemandangan-pemandangan aneh, yang belum pernah terjadi ditempat manapun. Pertama, sebuah gunung api bernama Shu’uda. Allah SWT memerintahkan orang-orang kafir untuk mendakinya. Mereka menuruti perintah Allah SWT, tanpa berani membantah-Nya. Tetapi, setiap kali mereka meletakkan tangannya di atas gunung itu, maka tangannya langsung meleleh. Ketika diangkat, tangannya kembali utuh seperti semula. Mereka akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya. Untuk menuruninya, mereka juga butuh waktu selama 70 tahun.

Kedua, lembah Al-Ghayy di dasar Jahannam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka. Lembah ini disediakan bagi orang-orang yang meremehkan shalat lima waktu dan mengikuti nafsu syahwatnya. Ketiga, lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking. Lembah ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa lain tanpa hak. Keempat, lembah Maubiqa yang sepenuhnya berisi nanah. Allah SWT menyiapkannya untuk orang-orang yang menyembah berhala.

Kelima, sebuah rumah bernama Al-Falaq. Jika pintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak mampu menahan panasnya. Keenam, penjara Bulas, dimana orang-orang yang menyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil berbentuk manusia. Mereka diselimuti kobaran api dan terbenam dalam keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka.

Selain pemandangan menjijikan di atas, Neraka Jahannam memiliki belenggu. Pertama, Al-Aghlal, yaitu belenggu dari besi membara yang dipasang di leher penduduk neraka. Kedua, Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat, sehingga membuat seseorang tak berdaya sama sekali. Ketiga, As-Salasil, yaitu rantai besi yang panjangnya 70 hasta. Sementara cambuk Neraka Jahannam terbuat dari besi-besi panas.

Seluruh tempat tersebut dijaga oleh para malaikat yang memiliki karakter keras dan kasar. Mereka tidak bisa diajak kompromi, apalagi disuap atau diberi uang. Sosok mereka tegak berdiri menjaga api yang terus menyala-nyala. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka sangat patuh kepada Allah SWT, dan tidak mungkin membangkang-Nya.

Surat At-Tahrim ayat 6 sudah mengingatkan: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Jumlah malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk menjaga setiap neraka kurang lebih sebanyak sembilan belas. Surat Al-Muddatstsir ayat 26 sampai 30 menggambarkannya demikian: “Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”

Apakah penduduk Neraka Jahannam tidak makan dan minum? Ternyata mereka tetap membutuhkan makan dan minum. Hanya saja, Allah SWT menyediakannya dalam rupa-rupa yang menyeramkan. Pertama, pohon Zaqqum. Mayangnya seperti kepala setan. Tumbuh di bawah dasar neraka. Setiap orang yang memakannya, maka ususnya akan terburai. Kedua, pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras. Ia tidak dapat menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. Ia justru menyumbat tenggorokan. Dengan kata lain, ia tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut.

Ketiga, Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang keluar dari tubuh penduduk neraka. Keempat, Al-Hamim, yaitu air sangat panas yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya dibengkokkan. Kelima, Al-Ghassaq, yakni air sangat dingin yang berupa nanah kental. Jika setetesnya ditumpahkan di Barat bumi, niscaya penduduk sebelah Timur akan mencium baunya yang sangat busuk.

Keenam, Ash-Shadid, yaitu air nanah bercampur darah. Ini akan membuat wajah peminumnya hangus. Sekaligus membuat seluruh kulit kepala dan rambut mereka mengelupas. Meski begitu, para penduduk neraka tetap memakan dan meminumnya. Sebab, tidak ada pilihan makanan dan minuman lainnya. Sedang pakaian mereka berupa Qathiran atau tembaga yang dilebur api. Perhiasannya besi panas yang melengkung. Adapun tikar dan selimutnya berbentuk potongan-potongan api (Mihad dan Ghawasy). Masing-masing bentuk maupun ukurannya hanya Allah SWT yang tahu.

Manusia dan batu berhala yang dahulu disembah orang-orang musyrik menjadi bahan bakar Neraka Jahannam. Satu waktu Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang mengenai kadar hawa dan suhu panasnya. Rasulullah SAW menjawab, “Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan Bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api Neraka Jahannam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Api Neraka Jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR Tirmidzi) Sahabat Umar bin Khaththab mengatakan, seandainya Neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah Timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian Barat, pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya.

Di antara penyebab hawa dan panas Neraka Jahannam sedemikian memuncak karena tidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi manusia; air, angin dan naungan untuk berteduh. Air di Neraka Jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak). Anginnya berupa samum (angin yang rasanya amat panas). Sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang juga membawa panas).

Di Neraka Jahannam terdapat pula sumur dan jurang. Kedalamannya sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW. Seorang sahabat bernama Abu Hurairah bercerita, pada suatu hari kami bersama Rasulullah SAW. Lantas kami mendengar suara benda jatuh. Rasulullah SAW bertanya, tahukah kalian, suara apakah itu? Kami menjawab, Allah SWT dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda, itu adalah suara batu yang dikirim dari Neraka Jahannam sejak 70 tahun yang lalu. Sekarang baru sampai ke dasar neraka.

Beraneka Siksa


Untuk siapakah semua itu diciptakan? Ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW sudah menegaskan, para penduduk neraka kelak terdiri dari berbagai golongan. Berikut ini di antara daftar calon penghuninya; orang yang musyrik, kafir, munafik, sombong, pemimpin zalim, koruptor, pezina, homoseks, peminum khamer (minuman keras), pemakai ganja dan narkotika, pemakan riba, pemain judi dan pemakan uangnya, serta pemakan harta anak yatim, tanpa alasan yang benar.

Selain itu, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang yang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin yang tertindas maupun diperangi. Orang yang meninggalkan shalat wajib, tidak mau membayar zakat, tidak mau berpuasa wajib, para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiat terjadi di hadapannya), dan anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, termasuk penghuni Neraka Jahannam.

Hukuman atau siksaan yang ditimpakan kepada mereka, tentu masing-masing kadarnya tidaklah sama. Semuanya tergantung dari kesalahan dan besarnya dosa ketika diperbuat selama hidup, setelah terlebih dahulu ditimbang pada hari penghitungan (hisab). Namun, menurut Rasulullah SAW, seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah (sepasang sandal) yang talinya terbuat dari bara api neraka, sehingga menyebabkan otaknya mendidih. Dia mengira tiada seorang pun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu. Padahal, dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Al-Quran mengurai berbagai siksaan berat yang terjadi di Neraka Jahannam. Beraneka siksaan ini tentu menunjukkan tingkat kesalahan yang berbeda-beda di antara para penduduk neraka, selain memperlihatkan kekuasaan Allah SWT. Pertama, kepala mereka akan disiram air panas, sehingga melelehkan otak mereka. Begitu pula isi perut dan kulit mereka, sebagaimana disinggung Surat Al-Hajj ayat 19-21:

“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai Rabb (Tuhan) mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.”

Kedua, wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga dibolak-balik seperti daging bakar. Keterangan ini disebutkan jelas oleh Surat Al-Ahzab ayat 66: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan ke dalam neraka. Mereka berkata, alangkah baiknya andaikata kami taat kepada Allah SWT dan taat [pula] pada rasul.”

Ketiga, wajah mereka akan dihitamkan seperti tertutup kepingan malam yang gelap gulita. Surat Yunus ayat 27 menuturkan: “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang perlindungan pun dari (azab) Allah SWT. Seakan-akan muka mereka ditutup dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

Keempat, mereka dikepung api dari segala penjuru, sebagaimana dikemukakan Surat Al-Kahfi ayat 29: “Sesungguhnya telah Kami sediakan bagi orang-orang yang zalim itu neraka yang gejolak apinya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk, dan tempat istirahat yang paling jelek.” Surat Al-Ankabut ayat 55 dan Surat Az-Zumar ayat 16 juga menyinggung hal yang tidak berbeda.

Kelima, api membakar hati, sehingga dari hati mereka keluar api. Isi perutnya akan terburai dan terpencar. Siksaan ini bagi penyembah berhala. Bagi orang yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi, ia akan mendapat siksa terjun dari atas neraka. Surat Ali Imran ayat 193 menegaskan: “Ya Tuhanku, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sesungguhnya telah Engkau hinakan ia. Dan tidak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun.”

Perlu diketahui, penduduk neraka selamanya tidak pernah mati. Siksaan pedihnya pun tidak pernah berhenti walau sedetik, kecuali ada kebijakan khusus dari Allah SWT. Akibat hukuman yang terus-menerus, wajah mereka cacat dan terbakar. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah SWT akan mengganti kulit yang baru. Begitulah seterusnya. Penduduk neraka juga akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari sekujur tubuhnya.

Gema Neraka Jahannam


Suara Neraka Jahannam sangat mengerikan dan menggelegak. Kitab Bidayatul Hidayah menulis, gema nyala apinya dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Siapapun yang mendengarnya akan dibuat merinding, termasuk para malaikat yang bertugas di dalamnya, meski mereka telah mendapat perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak para penghuninya merintih, menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras.

Para penghuni neraka akan menangis sampai air matanya habis. Sehingga, yang keluar dari matanya berupa darah, bukan air mata lagi. Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia.” (HR Ibnu Majah)

Mereka sangat memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka. Mereka benar-benar sudah tidak tahan. Rasa putus asa, bahkan frustasi sudah mencapai puncaknya. Mereka berjanji akan beramal shalih, jika dikembalikan ke alam dunia. Namun, harapan mereka kosong, jelas tak berarti. Doanya pun sia-sia. Keinginannya sebatas di lidah. Para malaikat penjaga berkata, sesungguhnya kalian akan tetap berada di neraka ini.

Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah SWT telah berikan kepada penduduk surga. Penghuni surga mendapatkan bonus besar berupa makanan, minuman dan fasilitias lainnya yang sangat mewah, nikmat dan lezat. Semuanya gratis, tidak perlu beli. Para penghuni neraka merengek-rengek. Mereka berkhayal, sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan sedikit saja makanan dan minumannya kepada mereka, alangkah senangnya mereka.

Sebetulnya di antara penduduk surga ada yang melihatnya dan merasa iba, hingga hampir-hampir memberikan barang-barang miliknya. Namun, Allah SWT segera mengharamkan makanan dan minuman itu bagi penduduk neraka. Surat Al-A’raf ayat 44 mengabadikan suasana tersebut:

“Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Rabb janjikan kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb kamu menjanjikannya (kepadamu)”. Mereka (penduduk neraka) menjawab: “Betul”. Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: “Kutukan Allah SWT ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”.

Penjelasan tersebut disambung dengan makna Surat Al-A’raf ayat 50: “Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah SWT kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan keduanya di atas orang-orang kafir.” Demikianlah keadaan proses penyiksaan manusia di Neraka Jahannam yang luar biasa mengerikan. Tidak ada seorang pun yang bisa membantu maupun menolongnya, kecuali atas izin-Nya.

Air Mata Pemadam Api Neraka


Pada waktunya Allah SWT akan memberikan perintah kepada para malaikat untuk mengeluarkan para penghuni neraka yang patut mendapat rahmat-Nya. Mereka adalah orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selama hidup di dunia. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah SWT.

Para malaikat segera mengenali mereka melalui tanda bekas sujud yang ada pada keningnya. Hanya bekas sujudlah bagian tubuh manusia yang tidak akan hangus dibakar api neraka. Sebab, Allah SWT telah berjanji mengharamkan api neraka untuk tidak membakar dan menghanguskannya.

Para malaikat segera mengeluarkan mereka dalam keadaan yang sudah hangus. Tubuh mereka lalu disiram air kehidupan atau air pemulihan. Akhirnya mereka tumbuh dan pulih kembali seperti sediakala, laksana tumbuhnya biji-bijian setelah terjadi banjir besar, dimana mereka tumbuh dalam keadaan masih muda dan besar. Allah SWT selanjutnya memasukan mereka ke surga, setelah melewati proses pengadilan yang sangat ketat dan menegangkan.

Para nabi dan rasul memang sudah dijamin oleh Allah SWT langsung masuk surga, tanpa mampir dulu di neraka. Para sahabat nabi, tabi’in, tabi’it tabi’in, ulama, dan orang shalih, sayangnya belum tentu nasib mereka sama seperti nabi dan rasul. Apalagi umat Islam secara keseluruhan. Sebab, semua itu rahasia dan hak mutlak Allah SWT. Tetapi, setiap umat Islam sebetulnya bisa seperti para nabi dan rasul. Syaratnya cuma satu, yakni meninggal dunia dalam keadaan tidak punya dosa apapun. Kalau pun hanya membawa dosa sedikit, maka harus bisa ditutupi dengan amalan pahala yang sangat banyak.

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT, sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya. Dalam kitab Daqa’iqul Akhbar diceritakan, kelak akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat. Timbangan kejahatannya sangatlah berat. Ia telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Tiba-tiba salah satu rambut matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW telah bersabda, siapa yang menangis lantaran takut kepada Allah SWT, maka Allah SWT mengharamkan matanya itu ke neraka. Sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu.”

Allah SWT lantas memutar kembali jejak rekam kehidupan orang itu. Singkat cerita, akhirnya Allah SWT bersedia mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka berkat sehelai rambut yang pernah menangis sebab benar-benar takut kepada Allah SWT. Malaikat Jibril kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengumumkan bahwa telah selamat dari siksa neraka seorang Fulan bin Fulan sebab sehelai rambutnya.

Untuk itu, Rasulullah SAW dan para ulama mengajarkan, sikap atau posisi kita yang terbaik saat ini haruslah berada antara dua perasaan, yaitu khauf (takut) dan raja’ (harapan). Maksudnya, takut atas ancaman masuk neraka karena banyak dosa. Sementara harapan akan mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT. Keseimbangan di antara keduanya akan melahirkan iman yang kuat dan rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT.

Sebaliknya, jika hanya takut saja, nanti akan menjadikan kita selalu berputus asa. Bila hanya harapan saja, bisa-bisa kecewa di akhirat dan di dunia ini tidak pernah takut dosa. Bagaimanapun, geliat kehidupan kita di dunia ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kisah dan gambaran tersebut membuat kita dan keluarga sadar serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kelak kita semua dibebaskan oleh Allah SWT dari azab Neraka Jahannam, amin. Wallahu a’lam bis showab.

Jumat, 17 Agustus 2012

Gambaran Kecantikan Bidadari Di Surga...

Ibnu Al-Qayyim menawan hati para pendengar dengan ucapannya ketika dia menggambarkan bidadari di dalam syurga sebagai berikut, "Jika engkau bertanya tentang para bidadari, maka ketahuilah bahawa mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya. Di dalam diri mereka mengalir ghairah dara muda. Pipi mereka seindah mawar dan buah epal. Tubuh mereka padat bagaikan buah delima. Tutur kata yang keluar dari mulut mereka bagaikan batu-batu permata yang teruntai. Kelembutan dan gemalainya sangat mempersonakan. Kalau tersenyum, giginya bersinar bagai sinar petir. Ketika bertemu kekasihnya, maka keduanya bagai matahari dan bulan.

Jika berbicara dengan kekasihnya, maka bagaimanakah bayanganmu ketika dua kekasih saling berbicara. Ketika memeluk kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan ketika dua dahan sedang berpelukan. Keindahan badannya dapat dilihat dari pipinya, seperti keindahan cermin dapat dilihat kemilaunya. Betisnya sangat mempersonakan, dagingnya dapat terluhat kerana tidak terhalangi oleh kulit, tulang dan perhiasannya.

Andaikata bidadari menampilkan diri di dunia, maka bau harumnya akan semerbak antara langit dan bumi dan bumi dan mulut setiap orang akan mengucapkan kalimat tahlil, takbir dan tasbih kerana terpegun oleh keindahannya. Keindahannya akan meperindahkan timur dan barat, keindahannya akan menjadikan mata orang menutup dari yang lain. Sinar wajahnya akan meredupkan cahaya matahari, seperti sinar matahari meredupkan cahaya bulan. Tudung yang menutupi kepalanya lebih bagus dari dunia dan seisinya. Keinginannya untuk menemui kekasihnya merupakan idola utama.

Dengan bertambahnya masa, tingginya tidak bertambah kecuali makin memperindah dan mempercantik. Makin bertambahnya masa, maka rasa kecintaan dan kecenderunganya kepada kekasihnya makin bertambah. Dia terbebas dari mengandung, beranak, haid dan nifas. Dia suci dari hingus, ludah. kencing, berak dan seluruh kekotoran. Keremajaannya tidak pernah berkurang. Pakaiannya tidak pernah lusuh. Kecantikannya tidak pernah pudar. Keharuman baunya tidak pernah sima. Pandangan matanya hanya ditujukan bagi kekasihnya, bukan untuk yang lain, demikian pula kekasihnya.

Jika dipandang, maka dia menyenangkan hati yang memandangnya. Jika disuruh maka dia menaatinya. Jika ditinggal pergi maka dia menjaga kepercayaan kekasihnya dan kesucian dirinya. Dia belum pernah disentuh oleh manusia atau jin pada waktu sebelumnya. Setiap kali kekasihnya memandangnya, maka hatinya bergembira. Setiap kali berbicara dengannya, maka telinganya merasa sejuk oleh keindahan tutur katanya.

Jika dia tampil, maka cahayanya akan memenuhi istana dan kamarnya. Jika engkau bertanya tentang usianya, maka usianya sama dengan gadis remaja yang sebaya. Jika engkau bertanya tentang kecantikannya, maka kecantikannya sama dengan matahari dan bulan. Jika engkau bertanya tentang matanya, maka warna hitam dan putih bola matanya sangat mempesona.

Jika engkau bertanya tentang lekuk tubuhnya, maka engkau lihat bagai keindahan dalam pepohonan. Jika engkau tanya tentang kemontokan tubuhnya, maka bagai gadis remaja dan kelembutan kulitnya bagai buah delima. Jika engkau bertanya tentang warna kulitnya, maka dia bagai batu permata yaqut dan marjan. Jika engkau tanya tentang senyumannya maka dapat engkau bayangkan betapa mempesonanya ketika seorang bidadari tersenyum pada kekasihnya di dalam syurga.

Jika dia berpindah dari satu kamar ke kamar yang lain, dia bagaikan matahari yang berpindah-pindah. Jika dia berkenca dengan kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan betapa mesranya hubungan keduanya. Jika dia berpelukan dengan kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan betapa nikmatnya antara keduanya.

Pembicaraannya mempersonakan dan lugu bagai seorang yang tidak pernah membuat salah, Meskipun telah sangat lama duduk dengannya, tetapi masih dirasa kurang oleh teman duduknya. Jika dia bersenandung, maka betapa merdu suaranya.

Jika dia sedang berkencan dengan kekasihnya, maka betapa senangnya kesempatan itu, Jika engkau menciumnya, maka engkau rasa tidak ada yang lebih menyenangkan dari ciuman itu, Jika dia memberimu sesuatu, maka tidak ada yang lebih lazat dan lebih menyenangkan daripada pemberiannya.

(Ibnu Al-Qayyim, Hadiy Al-Arwah, dipetik daripada buku Qiyamullail-Rintihan Seorang Hamba Meraih Cinta Agung di sisi Rabb-Nya, karya Abdul Aziz Ismail)