by:kick M.A.F
Sejak menerbitkan novel pertamanya Laskar Pelangi (2006), Andrea Hirata
melejit bagai meteor. Karya-karyanya Tetralogi Laskar Pelangi dan
Dwilogi Padang Bulan laku keras.
Tiga bukunya Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor sudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggeris, masing-masing dengan judul Rainbow Troops,
Dreamer dan Edensor.
Bahkan awal 2010, Andrea sudah merintis sejarah baru pemasaran buku
karya-karyanya melalui global marketing. Novel produksi Indonesia tidak
hanya dipasarkan di tanah air tapi juga di manca negara. Andrea Hirata
menjadi icon penulis best seller Indonesia awal abad ke-21.
Andrea Hirata baru saja kembali pertengahan Nopember lalu, setelah sejak
Agustus 2010 mengikuti International Writing Program, University of
Iowa, USA. Selain mengikuti training dia juga mengadakan serangkaian
diskusi buku di berbagai tempat di Amerika.
The Jakarta Globe, sebuah harian ibu kota berbahasa Inggeris pada
edisinya 19 Nopember 2010 mempublikasikan sebuah interview dengan Andrea
Hirata di New York, berjudul Exporting Indonesia’s Written Word. Kepada
The Jakarta Global Andrea Hirata mengungkapkan akan meluncurkan dua
novel barunya. "Yes, I actually have a new novel, and I’m saying this to
the Jakarta Globe for the first time. The book has two titles: "Two
Trees" in English and "Ayah" ("Father") in Indonesian,"ujarnya.
Artinya, selama empat tahun, Andrea baru belajar sastra tahun 2010 telah
meluncurkan sedikitnya delapan novel best seller. Luar biasa!.
Sukses seorang penulis adalah pada kualitas tulisannya. "Tidak di negeri
sendiri, tidak pula di negeri orang. Karya berkualitas selalu akan
mendapatkan perhatian yang besar bagi semua kalangan. Laskar Pelangi
yang telah di terjemahkan ke banyak bahasa mendapatkan pujian dari
Christopher Merril, akademisi sastra di University of Iowa Amerika
Serikat serta direktur International Writing Program di University of
Iowa Amerika Serikat,". Sebuah pesan berharga dan memotivasi para
penulis Indonesia.
Saat mengunjungi beberapa toko buku di sana, Andrea bangga buku-bukunya
di pajang di toko-toko buku yang dikunjunginya. "Di toko terkenal
Prairie Lights di Midwest, sebagai contoh, novel saya dijual. Di San
Francisco, beberapa toko buku menjual buku saya," katanya seperti
dikutip The Jakarta Globe.
***
Bagi para pencinta novel Laskar Pelangi serta penonton film dengan judul
sama yang diadaptasi dari novel itu pasti kenal nama Andrea Hirata!.
Tetapi jangan harap anda menemukan nama Andrea Hirata pada buku
pelajaran sastra Indonesia di sekolah. Dia belum terdaftar sebagai
penulis dalam khasanah persastraan di Indonesia sebelum tahun 2006, saat
pertama kali publik mengenalnya melalui novelnya Laskar Pelangi.
Andrea Hirata termasuk orang yang sangat pelit mengutarakan jati
dirinya. Kalau anda melakukan search di internet, anda tidak akan banyak
mendapatkan informasi tentang biografi penulis satu ini. Biografinya
yang paling lengkap kami temukan pada novel Edensor yang ditulisnya
sendiri dan masuk dalam Nominasi Literary Award 2007.
Pria yang memiliki nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun, lahir di
Belitong, Bangka, atau sekarang dikenal Provinsi Bangka Belitung
(Babel). Merantau ke Jawa setelah menyelesaikan SMA Negeri di Belitong,
Andrea Hirata pernah bekerja sebagai pegawai pos di Bogor. Dalam
novelnya Edensor dia sangat terkesan ketika berhasil mengatasi kiriman
uang wesel pos anak-anak mahasiswa IPB Bogor yang bermasalah.
Andrea kemudian mengambil mata kuliah ekonomi di salah satu universitas
di Indonesia. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia amat menggemari
sains-fisika, kimia, biologi, astronomi-dan tentu saja sastra. Andrea
Hirata berpendidikan ekonomi. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi
master of science di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Tesis Andrea Hirata di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat
penghargaan dari kedua universitas tersebut dan lulus cum laude.
Tesisnya telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku
teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis orang Indonesia.
Mungkin tidak banyak yang tau kalau Andrea Hirata yang bertempat tinggal
di Bandung itu adalah karyawan kantor pusat PT Telkom.
Itulah Andrea Hirata. Jadi, tak perlu mempersoalkan latar belakang
pendidikan untuk menjadi seorang penulis. Andrea Hirata telah
membuktikan bahwa siapa saja bisa menjadi penulis terkenal. Dengan
pengetahuan sains, kepekaannya terhadap lingkungan sekitarnya,
kemampuannya mengkomunikasikannya kepada khalayak melalui tulisan mampu
menyajikan karya yang luar biasa.
Andrea Hirata menulis novel sebelum belajar sastra. Latar belakang hidup
dan pekerjaannya sulit bagi saya meyakininya sebagai penulis besar.
Pasalnya, dia baru belajar sastra setelah menulis buku-buku best seller.
Itulah pengakuannya. "Akhirnya, semoga sekolah sastra di Iowa ini-ini
merupakan pendidikan sastra pertamaku- membuatku dapat menulis
novel-novel yang baik untukmu Kawan. Untukmu, semuanya selalu untukmu,"
pesannya dalam blog pribadinya.
***
Andrea sedang memasuki kariernya sebagai penulis internasional.
Novel-novelnya akan ditangani penerbit dan international agency.
Sebagaimana diberitakan di berbagai media, 23 Maret 2010 lalu Penerbit
Bentang Pustaka dengan Amer-Asia Books, Inc, Tucson, Arizona, USA. telah
menandatangani Publisher Agreement. Peristiwa ini bukan hanya penting
bagi Andrea Hirata, namun juga tonggak bagi perkembangan buku Indonesia.
Berbagai penerbit-penerbit luar negeri segera mendistribusikan Tetralogi
Laskar Pelangi dalam bahasa masing-masing adalah Yillin Press (China),
Nha Nam Publishing (Vietnam), Solo Press (Taiwan), Da Vinci Publishing
(Korea), segera disusul kerja sama dengan Uni Agency, sebuah literary
agent terkemuka di Jepang, dan penerbit-penerbit di Amerika, Australia,
Jerman, Prancis, serta beberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Novel The
Rainbow Troops (edisi internasional Laskar Pelangi) sendiri mendapat
sambutan hangat di berbagai festival di luar negeri (Fukuoka, Vancouver,
Singapura, dan Wordstorm-Australia).
Andrea Hirata berhasil menorehkan sejarah, merintis penulis Indonesia
direpresentasikan oleh agen buku komersial internasional sehingga
karyanya dapat tersedia di luar Indonesia dan berkompetisi dalam
industri buku global. Agreement itu sekaligus menempatkan Andrea Hirata
di dalam peta novelis dunia.
Bisa dibayangkan berapa besar rupiah akan mengalir ke kocek Andrea
Hirata dan betapa besar popularitasnya di masa yang akan datang. Satu
hal, Andrea telah mengangkat nama tempat kelahirannya, mengekspor bahasa
Indonesia ke kancah dunia.
Semoga kisah Andrea Hirata bisa mengukuhkan keyakinan para penulis di
daerah. Menjadi penulis besar adalah keberanian memulai dan ketekunan
melanjutkan karya yang sudah dimulai.
Anda masih minder sebagai penulis dari daerah?. Belajarlah dari Andrea
Hirata!. Anda yang ingin belajar lebih mendalam kunjungi blognya:
http://andrea-hirata.com/
Dimuat di Harian Analisa 26 November 2010.
Bisa diakses melalui
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76991:menyimak-prestasi-andrea-hirata&catid=78:umum&Itemid=131.